Kebijakan privasi adalah hal yang sering kita lewati tanpa berpikir panjang. Sebagian besar dari kita setuju dengan kebijakan tersebut tanpa benar-benar memahami istilah teknis yang ada di dalamnya. Tapi tahukah Anda bahwa kurang dari separuh pengguna internet benar-benar mengerti istilah-istilah teknis seperti metadata atau pixel tags dalam kebijakan privasi? Penelitian ini menggali lebih dalam tentang seberapa baik pengguna memahami istilah teknis tersebut dan bagaimana kesalahpahaman ini memengaruhi tingkat kenyamanan mereka terhadap kebijakan privasi.
“Defining Privacy: How Users Interpret Technical Terms in Privacy Policies” mengutip banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kebijakan privasi sulit dipahami oleh sebagian besar pengguna, terutama karena banyaknya istilah teknis yang digunakan. Penelitian seperti Fabian et al. (2017) menemukan bahwa kebijakan privasi sering kali terlalu rumit dan ditulis pada tingkat yang jauh melampaui kemampuan literasi sebagian besar pengguna internet. Penelitian ini memperkuat temuan tersebut dengan memberikan evaluasi kuantitatif tentang bagaimana pengguna memahami istilah teknis dalam kebijakan privasi.
Pertanyaan penelitian utama yang diangkat dalam jurnal ini adalah seberapa baik pengguna dapat memahami istilah teknis dalam kebijakan privasi, dan bagaimana kesalahpahaman ini memengaruhi tingkat kenyamanan mereka terhadap kebijakan tersebut? Untuk menjawab ini, peneliti menjalankan survei besar-besaran di Amazon Mechanical Turk, menguji 800 responden tentang definisi berbagai istilah teknis dalam kebijakan privasi.

22 Istilah:
Cookie – Freq. 3079 – Technical Term : Session cookie Persistent cookie
Privacy Policy – Freq. 3029 – Privacy policy Data use policy
Personal information – Freq. 2984 – Personal information
Tracking – Freq. 2222 – Tracking
Aggregated – Freq. 1849 – Aggregated information
Personally identifiable information – Freq. 1565 – Personally identifiable information (PII)
Anonymize – Freq. 1512 – Anonymized information
Encryption – Freq. 1144 – Encryption End-to-end encryption
Web beacons – Freq. 1010 – Web beacons
Do Not Track – Freq. 500 – Do Not Track request
Pixel tag – Freq. 318 – Pixel tag
De-identified – Freq. 294 – De-identified information
Keys – Freq. 230 – Keys
Local storage – Freq. 121 – Local storage
Metadata – Freq. 57 – Metadata
Fingerprinting – Freq. 39 – Device fingerprinting
Private browsing – Freq. 12 – Private browsing/ incognito mode
Browser web storage – Freq. 7 – Browser web storage
Cryptographic hash – Freq. 4 – Cryptographic hash
Metode yang digunakan dalam penelitian ini sangat sesuai. Peneliti melakukan studi percontohan awal untuk mengidentifikasi istilah teknis yang sering disalahpahami, sebelum meluncurkan survei berskala besar. Mereka juga melakukan analisis statistik mendalam untuk mengevaluasi perbedaan dalam tingkat kenyamanan antara kebijakan yang menggunakan istilah teknis dan yang menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari 1159 responden di Amazon Mechanical Turk, di mana 800 jawaban valid digunakan untuk analisis. Peneliti menganalisis bagaimana responden mendefinisikan istilah teknis seperti cookies, encryption, dan metadata. Selain itu, mereka juga mengevaluasi tingkat kenyamanan pengguna terhadap kebijakan privasi yang mengandung istilah teknis dibandingkan dengan versi kebijakan yang menggunakan bahasa yang lebih sederhana

Peneliti mengumpulkan data demografis dari responden survei untuk memastikan sampel yang cukup representatif. Seperti yang terlihat pada Gambar 1, distribusi demografis dari responden mencakup berbagai kelompok usia, ras, dan jenis kelamin. Sebanyak 60.8% responden adalah laki-laki, 38.8% perempuan, dan 0.5% non-biner. Komposisi rasial juga menunjukkan dominasi responden berkulit putih (78%), diikuti oleh kelompok-kelompok minoritas lainnya.

Selain data demografis, peneliti juga menganalisis tingkat kenyamanan responden terhadap istilah teknis versus istilah yang dijelaskan lebih jelas. Tabel 2 membandingkan kenyamanan pengguna terhadap istilah teknis dan versi yang lebih mudah dimengerti dari istilah tersebut, menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam tingkat kenyamanan pengguna.

Jurnal ini berhasil menunjukkan bahwa istilah teknis dalam kebijakan privasi cenderung tidak dipahami oleh pengguna, yang pada akhirnya memengaruhi tingkat kenyamanan mereka. Sebagaimana dilaporkan pada Gambar 3 dan 4, pengguna merasa lebih nyaman dengan kebijakan privasi yang menjelaskan istilah teknis secara jelas, daripada kebijakan yang hanya menggunakan istilah teknis saja.


Tujuan penelitian ini tercapai dengan baik. Jurnal ini berhasil menunjukkan bahwa banyak pengguna tidak benar-benar memahami istilah teknis dalam kebijakan privasi, yang pada akhirnya dapat memengaruhi tingkat kenyamanan dan keputusan mereka dalam menerima kebijakan tersebut. Kesimpulan ini memberikan kontribusi penting dalam perdebatan tentang bagaimana kebijakan privasi harus ditulis agar lebih transparan.
Kekuatan Penelitian ini
- Pendekatan yang Komprehensif: Jurnal ini menggunakan survei besar-besaran untuk mengukur pemahaman pengguna terhadap istilah teknis.
- Fakta Kuantitatif: Hasil penelitian menawarkan data kuantitatif yang menunjukkan seberapa buruk pemahaman pengguna terhadap istilah teknis.
- Analisis Mendalam: Penelitian ini menganalisis tidak hanya pemahaman, tetapi juga bagaimana kesalahpahaman memengaruhi tingkat kenyamanan dan kemungkinan pengguna menerima kebijakan privasi.
Tapi disisi lain, sampel penelitian ini didominasi oleh pengguna Amazon Mechanical Turk yang mungkin tidak sepenuhnya mewakili populasi pengguna internet yang lebih luas. Ada kemungkinan bias dalam demografi peserta. Meskipun jurnal ini membahas kesalahpahaman terhadap istilah teknis, lebih banyak penelitian diperlukan untuk melihat dampak dari kesalahan pemahaman ini terhadap perilaku nyata pengguna dalam jangka panjang. Metode survei mungkin tidak menangkap semua nuansa pemahaman pengguna terhadap istilah teknis. Misalnya, pengguna mungkin memberikan jawaban yang tampak benar tetapi tidak sepenuhnya memahami konteksnya.
Apa Yang Menarik?
Sebagai seorang programmer dan mahasiswa S2 Cybersecurity serta Digital Forensics, yang paling menarik bagi saya dari jurnal ini adalah bagaimana ketidaktahuan pengguna terhadap istilah teknis dapat berdampak signifikan pada tingkat kenyamanan mereka terhadap kebijakan privasi. Sebagai seseorang yang terbiasa dengan istilah seperti encryption atau metadata, saya sering kali menganggap istilah-istilah ini sudah dipahami oleh banyak orang. Namun, jurnal ini menunjukkan bahwa banyak pengguna bahkan tidak mengerti istilah teknis yang kita anggap dasar dalam keamanan siber. Ini menarik karena dari perspektif teknis, kita sering fokus pada bagaimana mengamankan data dengan baik, tetapi kenyataannya, komunikasi yang jelas tentang bagaimana data dikelola sama pentingnya.
Woooowwww
Hal yang paling mengejutkan bagi saya adalah seberapa besar kesenjangan pemahaman antara pengguna teknis dan pengguna umum. Meskipun istilah seperti cookies dan metadata sudah sering saya gunakan dalam pemrograman sehari-hari, hanya sebagian kecil dari pengguna yang benar-benar memahami istilah ini. Fakta bahwa sekitar 52% dari responden gagal mendefinisikan istilah dasar seperti metadata benar-benar mengubah perspektif saya tentang bagaimana kita harus menyusun kebijakan privasi. Saya merasa bahwa kebijakan privasi harus dirancang ulang agar lebih mudah dipahami oleh pengguna tanpa mengorbankan keakuratan teknis, yang biasanya menjadi fokus utama dalam profesi saya.
Tapi???
Bagaimana kita bisa menyeimbangkan kebutuhan akan akurasi teknis dalam kebijakan privasi dengan kebutuhan pengguna untuk memahami kebijakan tersebut? Sebagai seorang programmer, saya menyadari pentingnya menggunakan istilah teknis yang akurat untuk memastikan tidak ada celah hukum atau kesalahpahaman dalam konteks teknis. Namun, sebagai mahasiswa Cybersecurity, saya juga melihat tantangan dalam menyederhanakan bahasa agar lebih ramah pengguna tanpa menghilangkan makna penting yang melindungi data mereka. Saya merasa perlu ada pendekatan baru dalam merancang kebijakan yang bisa menjawab kebutuhan kedua belah pihak, dan ini adalah tantangan yang menarik untuk dijelajahi lebih lanjut dalam penelitian saya.