Dalam dunia cybersecurity, seringkali kita mendengar istilah Red Team, Blue Team, bahkan Purple Team. Tapi, apa sih sebenarnya arti dari istilah-istilah ini? Buat kamu yang penasaran atau baru mulai menyelami dunia keamanan siber, bayangkan ini seperti permainan strategi. Setiap “tim” punya peran berbeda, yang tujuannya sama: menjaga keamanan sistem dan data, tapi dengan pendekatan yang berbeda-beda.

Di artikel ini, kita akan bahas apa perbedaan antara Red Team, Blue Team, Purple Team, dan tim lainnya yang punya peran penting dalam menjaga keamanan di dunia digital. Siap untuk mengenal “pemain-pemain” di balik layar keamanan siber?

Apa Itu Cybersecurity?

Cybersecurity, atau keamanan siber, adalah segala upaya yang dilakukan untuk melindungi sistem komputer, jaringan, dan data dari ancaman, serangan, atau akses yang tidak sah. Di era digital saat ini, serangan siber bukan lagi hal yang asing. Mulai dari peretasan data pribadi, pencurian identitas, hingga serangan skala besar pada infrastruktur perusahaan, semuanya bisa terjadi jika sistem keamanan tidak cukup kuat.

Untuk melindungi sistem dari berbagai ancaman ini, banyak perusahaan dan organisasi besar membentuk tim khusus yang masing-masing punya tugas dan strategi berbeda. Mereka saling melengkapi untuk memastikan sistem tetap aman dari serangan pihak luar maupun dari dalam.

Tim dalam Cybersecurity

  1. Red Team
    Red Team adalah tim yang bertugas untuk menyerang atau “berpura-pura menjadi hacker.” Tugas mereka adalah mencari kelemahan dalam sistem dan mencoba mengeksploitasi kelemahan tersebut, persis seperti yang dilakukan oleh peretas sebenarnya. Tujuannya bukan merusak, tapi membantu organisasi memahami di mana letak celah yang perlu diperbaiki.
  2. Blue Team
    Berbeda dengan Red Team, Blue Team adalah “tim pertahanan.” Mereka bertugas untuk melindungi sistem dari serangan. Blue Team memastikan bahwa pertahanan siber selalu kuat dengan terus memantau aktivitas jaringan, mengidentifikasi ancaman, dan merespons setiap serangan yang datang. Bisa dibilang, merekalah tameng dari setiap upaya serangan yang dilakukan Red Team atau peretas di dunia nyata.
  3. Purple Team
    Purple Team adalah kombinasi dari Red dan Blue Team. Mereka bekerja untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan serangan serta pertahanan. Purple Team memastikan kedua tim ini bekerja lebih efisien dengan berbagi informasi dan taktik. Hasil dari pekerjaan mereka adalah keamanan yang lebih kuat karena tim pertahanan bisa lebih siap menghadapi ancaman yang telah diuji oleh tim penyerang.
  4. Tim Lainnya
    Selain Red, Blue, dan Purple Team, ada juga tim-tim lain seperti Green Team dan Yellow Team. Green Team berfokus pada pengembangan sistem yang aman, memastikan sistem yang dibangun sejak awal sudah memperhatikan keamanan. Sementara Yellow Team, lebih berperan dalam analisis risiko dan memastikan semua langkah mitigasi risiko diambil untuk meminimalisasi serangan yang mungkin terjadi.

 

Sertifikasi Global

Dalam dunia cybersecurity, setiap tim memiliki peran unik dalam menjaga keamanan sistem. Ada yang berfokus pada menyerang untuk menguji kekuatan pertahanan, ada yang menjaga dari serangan, dan ada yang bertugas mengelola risiko. Masing-masing tim, baik Red Team, Blue Team, Purple Team, hingga tim lain seperti Green Team dan Yellow Team, memiliki keterampilan khusus dan tanggung jawab berbeda-beda.

Untuk menjadi bagian dari tim-tim ini, tidak hanya butuh pengalaman, tapi juga keahlian yang bisa dibuktikan dengan sertifikasi yang diakui secara global. Sertifikasi ini tidak hanya menjadi bukti kompetensi, tapi juga memberikan pengetahuan mendalam yang dibutuhkan di lapangan.

Apa saja sertifikasi yang diperlukan untuk setiap peran dalam cybersecurity. Sertifikasi ini penting sebagai pengakuan kemampuan dalam menjalankan peran mereka dengan efektif.

1. Red Team

Red Team berfokus pada serangan ofensif, sehingga sertifikasi yang mendukung keterampilan penetrasi dan peretasan sangat relevan.

  • Certified Ethical Hacker (CEH): Sertifikasi ini diakui secara global dan memberikan keterampilan dasar tentang cara berpikir dan bertindak seperti hacker. Cocok untuk individu yang ingin belajar tentang serangan cyber dari sudut pandang ofensif.
  • Offensive Security Certified Professional (OSCP): Sertifikasi ini lebih mendalam dan menuntut peserta untuk membuktikan kemampuan mereka dalam melakukan penetrasi yang lebih kompleks. OSCP sangat dihargai dalam dunia Red Team.
  • GIAC Penetration Tester (GPEN): Sertifikasi ini lebih fokus pada teknik penetrasi jaringan, analisis keamanan, dan mengidentifikasi kelemahan keamanan di sistem.
  • CREST Registered Tester (CRT): Sertifikasi ini diakui secara global oleh perusahaan yang berfokus pada keamanan aplikasi dan pengujian penetrasi. CRT adalah bukti kompetensi yang kuat untuk anggota Red Team.

2. Blue Team

Untuk Blue Team yang fokus pada pertahanan, sertifikasi lebih mengarah pada keamanan jaringan, deteksi ancaman, dan respon insiden.

  • Certified Information Systems Security Professional (CISSP): Salah satu sertifikasi keamanan yang paling dihargai secara global. CISSP mencakup aspek keamanan secara luas, mulai dari manajemen keamanan hingga pertahanan jaringan.
  • CompTIA Security+: Sertifikasi ini diakui secara luas dan memberikan dasar yang kuat tentang keamanan jaringan, enkripsi, dan praktik terbaik dalam menjaga keamanan sistem.
  • Certified Information Security Manager (CISM): Sertifikasi ini lebih difokuskan pada manajemen keamanan informasi dan sangat cocok bagi anggota Blue Team yang juga terlibat dalam kebijakan keamanan dan manajemen risiko.
  • GIAC Certified Incident Handler (GCIH): Khusus untuk individu yang fokus pada respon insiden dan deteksi ancaman. GCIH adalah sertifikasi yang diakui di industri untuk mereka yang menangani dan memitigasi serangan cyber.

3. Purple Team

Karena Purple Team adalah kombinasi dari Red dan Blue Team, sertifikasi untuk mereka sering mencakup aspek dari keduanya.

  • Certified Cybersecurity Analyst (CySA+): Sertifikasi ini menekankan keterampilan analisis ancaman siber dan respons insiden, sangat cocok bagi anggota Purple Team yang mengoordinasikan antara Red dan Blue Team.
  • GIAC Security Essentials (GSEC): Sertifikasi ini mencakup pengetahuan dasar dan menengah tentang berbagai konsep keamanan siber, baik dari sudut pandang serangan maupun pertahanan.
  • Certified Threat Intelligence Analyst (CTIA): Sertifikasi ini lebih fokus pada analisis intelijen ancaman dan bagaimana informasi tentang ancaman dapat digunakan untuk memperkuat pertahanan dan merancang serangan yang lebih realistis.

4. Green Team

Green Team berperan dalam pengembangan sistem yang aman, sehingga sertifikasi mereka lebih berfokus pada keamanan dalam pengembangan perangkat lunak dan sistem.

  • Certified Secure Software Lifecycle Professional (CSSLP): Sertifikasi ini ditujukan untuk para pengembang yang ingin memastikan bahwa aplikasi dan perangkat lunak yang mereka buat aman sejak tahap awal pengembangan.
  • GIAC Secure Software Programmer (GSSP): Sertifikasi ini berfokus pada praktik terbaik dalam pengembangan perangkat lunak yang aman, terutama dalam bahasa pemrograman seperti Java, C, dan .NET.
  • CompTIA Cloud+: Sertifikasi ini mencakup pengamanan infrastruktur cloud, yang menjadi semakin penting bagi Green Team dalam menjaga keamanan dari sudut pandang pengembangan teknologi berbasis cloud.

5. Yellow Team

Yellow Team berfokus pada analisis risiko dan mitigasi ancaman, jadi sertifikasi yang berhubungan dengan manajemen risiko sangat sesuai.

 

Kisaran Harga Sertifikasi Cybersecurity

Saat mempertimbangkan untuk mendapatkan sertifikasi di bidang cybersecurity, penting juga untuk mengetahui bahwa setiap sertifikasi memiliki biaya yang berbeda, tergantung pada tingkat kesulitan, institusi yang mengeluarkannya, dan cakupan materinya. Sertifikasi ini bukan hanya soal ujian, tapi juga investasi jangka panjang untuk mengembangkan karier di bidang keamanan siber.

Berikut ini kisaran harga untuk beberapa sertifikasi yang diakui secara global:

  1. Red Team
    • Certified Ethical Hacker (CEH): Rp10 juta – Rp15 juta.
    • Offensive Security Certified Professional (OSCP): Rp7 juta – Rp12 juta.
    • GIAC Penetration Tester (GPEN): Rp18 juta – Rp25 juta.
    • CREST Registered Tester (CRT): Rp12 juta – Rp20 juta.
  2. Blue Team
    • Certified Information Systems Security Professional (CISSP): Rp12 juta – Rp20 juta.
    • CompTIA Security+: Rp5 juta – Rp8 juta.
    • Certified Information Security Manager (CISM): Rp8 juta – Rp12 juta.
    • GIAC Certified Incident Handler (GCIH): Rp15 juta – Rp22 juta.
  3. Purple Team
    • Certified Cybersecurity Analyst (CySA+): Rp7 juta – Rp10 juta.
    • GIAC Security Essentials (GSEC): Rp15 juta – Rp20 juta.
    • Certified Threat Intelligence Analyst (CTIA): Rp10 juta – Rp15 juta.
  4. Green Team
    • Certified Secure Software Lifecycle Professional (CSSLP): Rp10 juta – Rp15 juta.
    • GIAC Secure Software Programmer (GSSP): Rp12 juta – Rp18 juta.
    • CompTIA Cloud+: Rp5 juta – Rp8 juta.
  5. Yellow Team
    • Certified Information Systems Auditor (CISA): Rp8 juta – Rp12 juta.
    • Certified in Risk and Information Systems Control (CRISC): Rp10 juta – Rp15 juta.
    • ISO/IEC 27001 Lead Implementer: Rp8 juta – Rp12 juta.

Harga-harga ini bisa berbeda tergantung pada penyedia kursus, lokasi ujian, dan apakah Anda mengambil pelatihan persiapan terlebih dahulu. Biasanya, ada biaya tambahan untuk bahan pembelajaran dan uji ulang, jadi pastikan untuk merencanakan anggaran dengan baik.

 

Kisaran Gaji Rata-Rata dalam Cybersecurity

Setelah mendapatkan sertifikasi dan memiliki pengalaman, karier di bidang cybersecurity menawarkan peluang gaji yang sangat kompetitif. Gaji biasanya bervariasi tergantung pada lokasi, tingkat pengalaman, dan tanggung jawab pekerjaan. Namun, sebagai gambaran umum, berikut adalah kisaran gaji rata-rata untuk berbagai peran dalam tim cybersecurity di level global, termasuk di Indonesia:

  1. Red Team (Penetration Tester/ Ethical Hacker)
    • Rata-rata gaji: Rp15 juta – Rp30 juta per bulan di Indonesia.
    • Di level internasional, gaji bisa mencapai USD 70,000 – USD 130,000 per tahun.
  2. Blue Team (Security Analyst/Incident Responder)
    • Rata-rata gaji: Rp12 juta – Rp25 juta per bulan di Indonesia.
    • Di level internasional, gaji berkisar antara USD 60,000 – USD 110,000 per tahun.
  3. Purple Team (Cybersecurity Specialist)
    • Rata-rata gaji: Rp15 juta – Rp28 juta per bulan di Indonesia.
    • Di luar negeri, gaji bisa mencapai USD 75,000 – USD 120,000 per tahun.
  4. Green Team (Secure Software Developer)
    • Rata-rata gaji: Rp12 juta – Rp25 juta per bulan di Indonesia.
    • Gaji internasional bisa berkisar antara USD 65,000 – USD 110,000 per tahun.
  5. Yellow Team (Risk Analyst/ Auditor)
    • Rata-rata gaji: Rp10 juta – Rp20 juta per bulan di Indonesia.
    • Di level internasional, gaji bisa mencapai USD 60,000 – USD 100,000 per tahun.

Gaji ini tentu dapat meningkat seiring pengalaman, keahlian khusus, dan tanggung jawab yang lebih besar. Di posisi senior atau manajerial, angka ini bisa jauh lebih tinggi. Industri cybersecurity terus berkembang dan kebutuhan akan profesional yang terampil semakin tinggi, sehingga potensi penghasilan di bidang ini juga terus meningkat.

 

Terakhir

Ada lagi nih, White Team, mereka berperan sebagai pengawas atau fasilitator dalam simulasi keamanan siber, seperti latihan serangan dan pertahanan. Mereka memastikan bahwa aturan dan prosedur dipatuhi oleh Red, Blue, dan Purple Team selama latihan berlangsung. White Team juga bertanggung jawab untuk mengevaluasi hasil latihan dan memberikan umpan balik yang objektif.

Sertifikasi yang relevan untuk White Team biasanya mencakup manajemen keamanan dan audit seperti:

  • Certified Information Systems Auditor (CISA): Fokus pada audit sistem keamanan dan kepatuhan terhadap standar keamanan.
  • Certified Information Security Manager (CISM): Sertifikasi yang berkaitan dengan pengelolaan tim keamanan dan pengawasan implementasi kebijakan keamanan.

White Team memiliki peran penting dalam menjaga netralitas selama latihan dan memastikan semua tim beroperasi sesuai tujuan pelatihan.

By Juri Pebrianto

IT and software developer From 2014, I focus on Backend Developers with the longest experience with the PHP (Web) programming language, as I said above, I open myself up to new technologies about programming languages, databases and everything related to programming or software development. I have a new experience for React-Js, React-Native, Go-Lang, by the way, this website juripebrianto.my.id is made with React-Js technology as the frontend and Go-Lang as the API and CMS and uses MongoDB as the database.